Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan adalah tahapan pembelajaran pada Kurikulum 2013. Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan digunakan pada jenjang SD, SMP, SMA maupun SMK. Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan adalah urutan logis proses pembelajaran. Melalui tahapan ini siswa didorong dan difasilitasi untuk membangun pengetahuan (mengkonstruksi pengetahuan) di dalam diri mereka.
Pendekatan Saintifik melalui Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan berdasarkan pada konsep Kurikulum 2013. Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan secara jelas tertulis di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2014. Melalui tahapan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan diharapkan terbentuknya kompetensi inti pengetahuan dan keterampilan.
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan pada pembelajaran berpusat pada siswa
Pembelajaran berpusat pada siswa adalah salah satu prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 , ini berarti bahwa semua kegiatan belajar dilakukan secara aktif oleh siswa, bukan guru atau pendidik. Jadi, siapa yang melakukan tahap mengamati? Ya siswa .. Siapa yang melakukan tahap menanya? Ya siswa .. Yang melakukan mengumpulkan informasi? Ya siswa! Apakah siswa juga yang melakukan tahap mengasosiasi dan mengomunikasikan? Ya! Semuanya siswa melakukan. Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan semuanya siswa yang secara aktif melakukannya. Itulah makna pembelajaran berpusat pada siswa.
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan pada pembelajaran berpusat pada siswa dapat kita simpulkan bahwa semua kegiatan atau tahapan belajar yang terdiri atas tahap mengamati, tahap menanya, tahap mengumpulkan informasi, tahap mengasosiasi dan tahap mengomunikasikan seluruhnya dilakukan siswa. Guru atau pendidik pada pembelajaran berpusat pada siswa lebih berperan sebagai fasilitator yang memastikan terjadinya tahapan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan .
Guru lebih banyak membimbing, memfasilitasi, mengarahkan agar aktifitas siswa bermakna bagi mereka terarah mencapai tujuan pembelajaran. Apa yang harus dilakukan siswa pada masing-masing tahapan pembelajaran mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan atau yang menggunakan pendekatan saintifik ini?
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan memang harus dilakukan oleh siswa namun memerlukan bimbingan dan arahan guru. Banyak siswa tidak paham apa yang harus dilakukan selama proses mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan . Jika kita berikan waktu untuk melakukan semua tahapan itu tanpa bimbingan dan arahan bisa dipastikan mereka mungkin belajar tetapi tidak mencapai tujuan pembelajaran. Di titik inilah peran kita sebagai guru menentukan skenario yang kita siapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran | RPP sangat penting dan menentukan efektifitas proses pembelajaran ini. Karena itu, sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, guru harus mengkaji silabus dengan cermat sehingga menemukan fakta, prinsip, konsep, proses ataupun prosedur yang nantinya bisa dijadikan obyek pengamatan.
Merancang kegiatan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan harus dirancang dengan cermat dan dinyatakan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang digunakan sebagai pedoman oleh guru di dalam kelas. Perencanaan yang cermat tersebut merinci kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa pada tahapan-tahapan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan.
Mengamati
Pengertian Mengamati
Mengamati berarti melihat/memperhatikan dengan teliti. Mengamati dilakukan dengan atau tanpa alat. Mengamati merupakan tahap awal dari pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan. Kegiatan mengamati harus dilakukan oleh siswa/kelompok siswa itu sendiri, bukan oleh guru.
Mengamati melatih siswa dalam hal kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Pada tahap mengamati ini siswa akan melihat pengetahuan-pengetahuan berbentuk fakta-fakta, konsep, prosedur maupun meta kognitif. Boleh jadi, siswa belum tahu apakah yang dimaksud pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, meta kognitif, karena itu menjadi tugas guru lah untuk memandu agar siswa paham apa yang harus diamati tersebut.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca yang diformulasikan pada skenario proses pembelajaran. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Mengamati, dilakukan siswa dengan difasilitasi dan dibimbing oleh guru dalam bentuk melihat, menyimak, mendengar, membaca, membau, meraba dan sebagainya menggunakan panca indera dengan atau tanpa bantuan alat. Mengamati dilakukan siswa untuk menemukan sendiri fakta, konsep, prinsip, proses atau prosedur tentang dan atau konten yang terkait dengan hal yang sedang dipelajari.
Contoh mengamati
- Siswa difasilitasi untuk mengamati dengan membaca sumber dari buku siswa (mengamati fakta, mengamati konsep, mengamati prinsip, mengamati proses, mengamati prosedur di dalam buku siswa)
- Siswa difasilitasi mengamati dengan mendengarkan pembacaan puisi atau narasi dari radio (mengamati fakta pada puisi, mengamati konsep tentang puisi, mengamati prinsip sebuah puisi, mengamati proses, mengamati prosedur pada pembacaan puisi atau narasi dari peralatan audio visual)
- Siswa difasilitasi mengamati dengan melihat tayangan video perakitan komputer (mengamati fakta pada perakitan komputer, konsep perakitan komputer , prinsip perakitan komputer , proses perakitan komputer, prosedur perakitan komputer pada suatu tayangan video tentang perakitan komputer)
- Siswa difasilitasi mengamati dengan melihat demonstrasi perbaikan sepeda motor (mengamati fakta pada perbaikan sepeda motor , konsep perbaikan sepeda motor, prinsip perbaikan sepeda motor, proses perbaikan sepeda motor, prosedur perbaikan sepeda motor pada suatu demonstrasi perbaikan sepeda motor)
Hasil Kegiatan Mengamati
- Perhatian siswa pada saat melakukan langkah mengamati tersebut.
- Bentuk catatan yang dibuat pada waktu melakukan langkah mengamati.
- Kesabaran siswa yang terbentuk selama melakukan langkah mengamati.
- Jangka waktu yang digunakan siswa melakukan langkah mengamati.
Dari contoh-contoh kegiatan mengamati tersebut tampak bahwa banyak hal bisa dilakukan siswa yang diskenariokan oleh guru di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk pembelajaran Kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa. Apa saja yang harus di amati dan dibuat catatan oleh siswa harus diidentifikasi oleh guru melalui langkah mengkaji silabus. Tahap mengkaji silabus inilah menjadi titik masuk atau kunci awal merancang pendekatan saintifik khususnya tahapan mengamati.
Menanya
Pengertian Menanya
Menanya berasal dari kata dasar ‘tanya’ yang memperoleh awalan ‘me’. Menanya berarti kegiatan aktif siswa bertanya dan mempertanyakan hal-hal terkait topik. Menanya adalah tahap kedua dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan.
Menanya melatih siswa mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Menanya adalah salah satu kompetensi yang diperlukan siswa untuk hidup di era cerdas abad 21.
Menanya dan permasalahannya
Menanya, memang seharusnya menjadi kegiatan aktif siswa bertanya dan mempertanyakan hal-hal sesuai topik. Namun demikian, tidak semua siswa bisa langsung menanya. Kadang siswa justru bingung apa yang harus ditanyakan, masalah apa harus ditanyakan? Bagi sebagian siswa, menanya bukan sesuatu yang mudah dilakukan walaupun guru sudah mengatakannya secara langsung …
"Adakah yang ingin bertanya?" “bagi yang belum jelas, silahkan bertanya …!” “Sekarang saatnya menanya … ayo siapa yang mau bertanya?” …..
Menurut pendapat saya, menanya tidak harus selalu muncul dari pernyataan guru ….
Jadi … bagaimana membuat siswa mampu menanya …?
Menanya yang harus dilakukan siswa dapat berbentuk (1) membuat pertanyaan yang relefan dengan materi pembelajaran (2) mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat kepada guru, teman dalam kelompok atau sumber belajar lainnya. (3) melakukan tanya jawab (4) melakukan diskusi tentang informasi yang relefan dengan topik pembelajaran yang belum diketahui (5) menanyakan informasi tambahan yang ingin diketahui atau (6) menanyakan informasi yang sudah diketahui sebagai klarifikasi.
Bantuan guru pada kegiatan menanya
Menanya adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh siswa dalam proses belajarnya. Namun faktanya, siswa masih sering mengalami kendala melakukan kegiatan menanya ini. Oleh karena itu guru perlu membantu dan membimbing agar siswa mampu menanya yang sesuai dengan topik belajar.
Pada kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai fakta, konsep, prinsip atau prosedur yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat menanya atau mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Siswa harus dilatih agar bisa menanya hal-hal yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Cara membantu siswa menanya yang dapat dilakukan guru antara lain:
- Memberi waktu kepada siswa untuk membuat pertanyaan mereka sendiri
- Guru menjadi pendengar aktif yang mendengar pertanyaan siswa dengan simpatik
- Guru menyediakan daftar pertanyaan yang harus dicari jawabannya melalui tahapan proses belajar
Contoh menanya
- Siswa menanyakan (menanya) penjelasan tambahan terhadap informasi yang didapat dari proses mengamati
- Siswa mencari penjelasan tambahan sendiri (menanya) berdasarkan informasi hasil-hasil kegiatan mengamati
- Siswa menanyakan (menanya) fenomena-fenomena yang tidak diketahuinya dalam langkah mengamati obyek
- Siswa mengklarifikasi informasi (menanya) yang didapatnya dari tahap mengamati.
- Siswa melakukan tanya jawab (menanya) sesuai topik dengan guru.
- Siswa melakukan tanya jawab (menanya) sesuai topik dengan siswa lainnya.
- Siswa berdiskusi sesuai topik (menanya) secara berkelompok.
- Siswa mengakses internet mencari penjelasan lebih lengkap (menanya) sesuai topik
Hasil kegiatan menanya
- Jenis-jenis pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa
- Jumlah pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa
- Kualitas pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa
- Daftar pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis dan jawaban
Mengumpulkan informasi / mencoba (experimenting)
Mengumpulkan informasi adalah tahap ketiga dari tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengomunikasikan . Mengumpulkan informasi melatih siswa mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat (Permendikbud No. 81a Th. 2013).
Contoh mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan melakukan eksperimen , percobaan, praktek pengukuran
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan membaca sumber lain selain buku teks
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan mengamati lebih cermat objek/kejadian/ aktivitas
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan mewawancarai nara sumber
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan mengakses internet
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan mengeksplorasi
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan mencoba
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan berdiskusi
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan menirukan gerak
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan meniru bentuk
- Siswa (mengumpulkan informasi) dengan mengumpulkan data melalui angket/questioner
Hasil-hasil kegiatan mengumpulkan informasi
- Jumlah sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Kualitas sumber yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Kelengkapan informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Validitas informasi yang dikumpulkan pada kegiatan mengumpulkan informasi
- Instrumen/alat yang digunakan pada kegiatan mengumpulkan informasi
Mengasosiasi hasil mengamati menanya mengumpulkan informasi
Mengasosiasi | mengolah informasi adalah tahap ke empat dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan. Mengasosiasi | mengolah informasi melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Pengertian mengasosiasi
Mengasosiasi dapat diartikan kegiatan aktif siswa membentuk hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan atau panca indera. Mengasosiasi terjadi dalam otak manusia membentuk hubungan antara satu gagasan dengan gagasan lain sehingga arti dan makna topik yang dipelajari dapat diterima. Akhirnya gagasan dan ide yang dipelajari ini ‘nyantol’ dalam ingatan.
Mengasosiasi pada awalnya terasa janggal dalam kosa kata yang saya kenal, ternyata kata mengasosiasi dalam beberapa kamus Bahasa Indonesia Online memang tidak ditemukan. Ditinjau dari asal katanya, mengasosiasi berasal dari kata “asosiasi” yang mendapat awalan “me”. Asosiasi memiliki makna asosiasi/aso·si·a·si/ n 1 persatuan antara rekan usaha; persekutuan dagang; 2 perkumpulan orang yang mempunyai kepentingan bersama; 3 tautan dalam ingatan pada orang atau barang lain; pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan pancaindra;
Kegiatan mengasosiasi
- Siswa mengasosiasi dengan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menjadi bermakna baginya
- Siswa mengasosiasi dengan menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, agar berkesan dalam memori jangka panjangnya (longterm memory)
- Siswa mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan makna materi belajar yang sedang dipelajari
- Siswa mengasosiasi dengan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
- Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
Mengomunikasikan hasil mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi
Mengomunikasikan adalah tahap ke lima dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan. Mengomunikasikan melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahapan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan lainnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Contoh kegiatan mengomunikasikan
- mengomunikasikan dengan cara menyajikan laporan dalam bentuk bagan;
- mengomunikasikan dengan cara menyajikan laporan dalam bentuk diagram;
- mengomunikasikan dengan cara menyajikan laporan dalam bentuk grafik;
- mengomunikasikan dengan cara menyusun laporan tertulis; dan
- mengomunikasikan dengan cara menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
- mengomunikasikan dengan cara menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara grafis
- mengomunikasikan dengan cara menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan pada media elektronik
- mengomunikasikan dengan cara menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara multi media
Seluruh kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik melalui tahapan Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan tersebut akan berjalan dengan baik dan kondusif melalui perencanaan pembelajaran yang cermat dan didampingi dengan pengelolaan kelas yang cermat pula. Karena itu sebelum melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa dengan tahapan mengamati-menanya-mengumpulkan-informasi-mengasosiasi mengomunikasikan harus dipastikan juga rencana pengelolaan kelas.
Semangat belajar mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan
Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan telah diposting sejak tahun 2014. Hingga saat ini posting “mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan” selalu menempati posisi teratas konten yang paling dicari. Ilustrasi di bawah menunjukkan semangat masyarakat belajar melalui blog saya yang lain belajarpedagogi(dot)wordpress(dot)com
Statistik di atas menunjukkan bahwa semakin banyak pihak yang memerlukan informasi lebih detail tentang pendekatan saintifik dengan inti kegiatan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan.
Berikut adalah ilustrasi statistik posting mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan. Pada tanggal 27 September 2016 posting mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan mencapai 466 kunjungan. Luar biasa bukan semangat rekan-rekan kita???
Hingga saat ini posting mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan yang dipantau terus menerus menunjukkan peningkatan pengakses yang signifikan. Sampai dengan 27 September 2016 ini, setelah hampir 2 tahun di posting , posting mengamati-menanya-mengumpulkan-informasi-mengasosiasi mengomunikasikan selalu menempati ‘top post’ pada blog tersebut. Hal ini mengisyaratkan …. masih banyak rekan pendidik yang memerlukan sharing pemahaman terhadap pendekatan saintifik ini.
Demikianlah posisi posting mengamati-menanya-mengumpulkan-informasi-mengasosiasi mengomunikasikan yang masih selalu menjadi rujukan belajar rekan-rekan di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Pembelajaran Berpusat Pada Siswa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan