Best practice adalah praktek terbaik yang bisa diteladani. Bagaimana suatu best practice mengantarkan juara? Mengapa best practice penulis bisa mengantarkan menjadi juara pengawas berprestasi tingkat nasional 2019 jenjang SMK.
Best practice pengalaman pribadi ini penulis angkat sebagai bahasan karena admin tidak punya preferensi karya yang lain untuk dibahas. Lebih dari itu tentunya tidak punya hak membahas karya rekan lain. Apalagi tanpa ijin. Setuju kan? Dan bukan rekan-rekan saja yang mungkin ‘kepo’ … bahkan penulis sendiripun penasaran kira-kira apa faktor penyebab karya best practice penulis mengantarkan menjadi salah satu pemenang di tingkat nasional. Penulis berharap rekan-rekan mendapat manfaat dari posting membahas best practice ini.
Mengenal Best Practice
Best practice merupakan salah satu aspek penilaian pada ajang Pemilihan Pengawas Sekolah Berprestasi Tahun 2019. Best practice, juga menjadi bagian penilaian pada pemilihan Kepala Sekolah Berprestasi, Guru Berprestasi, Kepala Administrasi Sekolah Berprestasi maupun berbagai Tenaga kependidikan berprestasi lainnya. Apa sesungguhnya yang diharapkan dari praktek baik ini?
Best practice bagi pengawas sekolah merupakan salah satu bentuk pengembangan profesi pada sub unsur Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiahdi Bidang Pendidikan Formal/Pengawasan. Hal ini dijelaskan dalam Permendikbud No. 143 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Pengawas dan Angka Kreditnya.
Best practice atau dalam bahasa kita bisa disebut praktek terbaik didefinisikan sebagai suatu cara paling efisien (upaya paling sedikit) dan efektif (hasil terbaik) untuk menyelesaikan suatu tugas, berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi yang telah terbukti manjur untuk banyak orang dalam jangka waktu yang cukup lama (https://id.wikipedia.org/wiki/Praktik_terbaik, diakses 17 Januari 2020 pukul 22:09 Wita).
Pedoman Pemilihan Pengawas Sekolah Berprestasi Tahun 2019, menjelaskan bahwa best practice, merupakan salah satu unsur penilaian yang bertujuan untuk menilai kinerja pengawas sekolah berupa pengalaman terbaik atau kisah sukses dalam mengelola pengawasan.
Jelas di sini bahwa best practice adalah salah satu bentuk penilaian kinerja yaitu prestasi bekerja melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Bagi seorang pengawas tentunya dalam melaksanakan pengawasan baik pengawasan akademik maupun manajerial. Bagi kepala sekolah dalam tugas pokoknya mengelola sekolah dan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Best practice menurut Iis Nurhayati dalam Bimbingan Teknis Penulisan & Penilaian Angka Kredit Best Practice dan Karya Inovatif Pengawas Sekolah yang disampaikan di Kartika Chandra Hotel, Jakarta, 5 Maret 2017 dinyatakan bahwa, best practice seharusnya memiliki ciri-ciri:
- OUTSTANDING RESULT • Hasil luar biasa
- EFFICIENT & EFFECTIVE • Berdaya dan berhasil guna
- SUSTAINABLE • Hasil tidak sesaat/berkelanjutan
- INNOVATIVE • Berinovasi dalam pemecahan masalah
- INSPIRATIVE • Mengisnpirasi lainnya
Best Practice Dalam Perspektif Kegiatan Kemdikbud
Best practice merupakan salah satu filter Pemilihan pengawas sekolah berprestasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Filter ini untuk memastikan penghargaan dari pemerintah bagi pengawas sekolah yang memiliki prestasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya.
Seiring tujuan di atas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menentukan bahwa ruang lingkup pemilihan pengawas sekolah berprestasi. Aspek yang tercakup meliputi aspek pembinaan, evaluasi dan monitoring serta penilaian sekolah. Lebih jauh dinyatakan penilaian sekolah mencakup pembangunan budaya literasi pada satuan pendidikan, peningkatan kepemimpinan dan pengawasan pembelajaran abad 21, serta optimalisasi peran tripusat pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat) dalam penguatan pendidikan karakter, inovasi dan integritas tata kelola satuan pendidikan.
Karya Best Practice dengan Tujuan Kementerian
Berdasar pada tujuan penyelenggaraan di atas maka dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguji karya best practice. Adakah benang merah karya yang diajukan dengan tujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan?
- Apakah karya best practice memenuhi aspek pembinaan, evaluasi dan monitoring serta penilaian sekolah?
- Apakah karya best practice selaras dengan pembangunan budaya literasi pada satuan pendidikan?
- Apakah selaras dengan peningkatan kepemimpinan dan pengawasan pembelajaran abad 21?
- Apakah selaras dengan penguatan pendidikan karakter melalui optimalisasi peran tripusat pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat) ?
- Apakah praktek baik kita bernilai inovasi?
- Apakah meningkatkan integritas tata kelola satuan pendidikan?
Semua ini hanyalah analisis yang mencoba mencari jawaban pertanyaan mengapa best practice yang penulis ajukan mendapatkan apresiasi sebagai salah satu juara atau sekurang-kurangnya termasuk top 5.
Sebagai uji sampel silahkan pembaca coba melakukan analisis best practice penulis yang berjudul “PEMANFAATAN CLOUD COMPUTING UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DOKUMEN SUPERVISI PADA SMK BINAAN DI KOTA BANJARMASIN”. Karya yang diangkat sebagai best practice ini memang bernuansa teknologi sebagai media pengawasan yang di install pada alamat : http://supaksuman.putrautama.id/ocsmk/
Bagaimana menurut rekan pembaca … apakah benang merahnya dengan tujuan kegiatan kementerian pendidikan dan kebudayaan cukup memadai?
Apakah cukup memiliki ciri-ciri OUTSTANDING RESULT (Hasil luar biasa), EFFICIENT & EFFECTIVE (Berdaya dan berhasil guna), SUSTAINABLE (Hasil tidak sesaat/berkelanjutan), INNOVATIVE (Berinovasi dalam pemecahan masalah), INSPIRATIVE (Mengisnpirasi lainnya)?
Bagaimana Penilaian Best practice
Berdasarkan Pedoman Pemilihan Pengawas Sekolah Berprestasi Tahun 2019, Komponen dan Aspek Penilaian Best Practice tidak diungkapkan secara rinci. Namun demikian terdapat beberapa aspek terkait karya best practice yang dinyatakan sebagai bagian dari penilaian. Aspek-aspek tersebut meliputi:
- Uji Similaritas dan penilaian best practices;
- Penilaian presentasi karya best practice;
Uji Similaritas / Similarity Check Karya Best Practice
Uji similaritas adalah pengujian kesamaan karya tulis yang diakui sebagai karya pribadi dengan karya orang atau pihak lain yang telah ada. Uji similaritas dilakukan untuk mencegah kebiasaan plagiarisme atau penjiplakan. Menurut Wikipedia, Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Karya diharapkan tidak melebihi 30%. Demikian pesan Dr. Mansur Arsyad.
Penilaian Naskah Best Practice
Selain uji similaritas, juga dilakukan penilaian naskah best practice. Asumsi penulis, penilaian naskah kemungkinan adalah melihat kesesuaian naskah dengan panduan penulisan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, menurut penulis, penting bagi peserta mengirimkan naskah yang sesuai dengan pedoman penulisan yang diberikan.
Format penilaian naskah yang dirilis https://tendik.kemdikbud.go.id/uploads/unduhan/UNDUHAN_20180227193249.pdf menunjukkan bahwa komponen-komponen berikut menjadi bagian penilaian karya best practice:
- Praktik/pengalaman nyata terkini
- Originalitas
- Keunggulan proses dan hasil
- Mengikuti standar keilmuan
- Dukungan riset mutakhir
- Kontribusi pada pengetahuan, teknologi, dan seni
- Sistematika (kerunutan)
- Bahasa
- Kelengkapan
- Kebermaknaan
Penilaian presentasi karya Best Practice
Karya best practice selain dinilai dari sisi naskah dan hasil juga dilakukan penilaian terhadap presentasi atau penyajiannya. Penilaian Presentasi Best Practice menurut Prof. Dr. H. Madyo Ekosusilo, M.Pd. yang disampaikan dalam BIMTEK Peningkatan Kompetensi Pengawas Dikmen Wilayah Timur Melalui Benchmarking dg Pengawas Sekolah Wilayah Barat Di Hotel Kaisar Jakarta, 1 s.d 3 Juni 2013 (https://slideplayer.info/slide/3981568/ diakses 18 Januari 2020 pukul 10:05 Wita) meliputi aspek-aspek:
- Kesesuaian isi penyajian dengan isi naskah tulisan
- Sistematika penyajian berdasarkan isi dari setiap bab
- Penguasaan isi tulisan yang disajikan berdasarkan naskah tulisan
- Metode dan alat bantu/power point yang digunakan dalam penyajian
- Kemampuan dan ketepatan menjawab pertanyaan dari tim penilai
- Sikap, kepercayaan diri dan ketepatan waktu dalam penyajian
Kesimpulan Contoh Karya Best Practice Juara
Berdasarkan uraian di atas, pengalaman pribadi selama pengembangan, penampilan softcopy melalui pengetikan MSWord dengan daftar isi otomatis, penomoran halaman berbeda, dokumen pada satu file utuh, penampilan pada pelaksanaan presentasi dapat disimpulkan …
aah iya … bagaimana kalau rekan pembaca yang menilainya … nanti admin pindahkan di sini … ok …
Demikian diskusi analisis contoh Best practice … semoga menginspirasi rekan-rekan …
Bahan Bacaan:
- Diolah dari Pengalaman Terbaik pribadi
- Pedoman Pemilihan Pengawas Sekolah Berprestasi Tahun 2019, Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan, Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemdikbud.
- Penulisan Laporan Best Practice Pengawas Sekolah, Iis Nurhayati, Ditjen GTK Kemdikbud, 2018
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan